Syafaat Nabi Yang Disia-siakan...

Dalam sehari semalam ada lima kali adzan berkumandang. Dalam setiap kali adzan itu, ada peluang syafaat yang dijanjikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Janji Nabi itu amat pasti. Tidak akan diingkari. Sayangnya, banyak sekali kaum Muslimin yang tidak sadar, atau pura-pura lalai terhadap hal yang amat agung ini.

Bahkan ada banyak di antara mereka yang tuli saat adzan berkumandang. Bukan tuli fisik, tetapi tuli maknawi. Mendengar, tapi tak menjawab adzan. Mendengar, tapi tak bergegas mendatangi masjid untuk mengikuti shalat berjamaah. Padahal, dalam setiap kali adzan itu, ada janji pembagian syafaat dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada seluruh umatnya.

Dalam sehari saja, misalnya, ada lima kali adzan yang berkumandang dari satu masjid. Jika sepekan, jumlahnya ada tiga puluh lima kali adzan (tujuh hari). Jika satu bulan, maka jumlah adzan yang berkumandang ada seratus lima puluh kali. Jika setahun, tiga ratus enam puluh lima hari, maka jumlah adzan yang berkumandang ada seribu delapan ratus dua puluh lima kali adzan.

Jika setahun saja ada 1825 kali adzan berkumandang, dan saat ini usia kita sudah dua puluh tahun, misalnya, maka seharusnya kita sudah mendengarkan adzan sebanyak 36.500 kali atau 36.500 kali peluang mendapatkan syafaat Nabi. Angka itu akan terus bertambah atau berkurang disesuaikan dengan usia kita saat ini.

“Barang siapa yang setelah mendengar adzan membaca doa, ‘Allahumma Rabba haadzihid-da’watit-tammaati. Wash-shalatil qaa-imati. Aati Muhammadanil washiilata wal fadhiilah. Wab ‘atshu maqaamam mahmuda-nilladzii wa ‘adtahu.(Ya Allah, Rabb pemilik seruan yang sempurna ini dan shalat akan didirikan ini. Karuniakanlah kepada Muhammadwashilah dan keutamaan, serta anugerahkanlah kepadanya tempat terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya)’, maka ia berhak mendapatkan syafaat pada hari Kiamat kelak.”

Hadits ini diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdullah dan dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.

Komentar