Bagaimana Seharusnya Ucapan Selamat Hari Raya?

Saat Hari Raya Idul Fitri tiba, umat Islam di Indonesia saling memberikan ucapan selamat hari raya.

Adapun ucapan sering kita dengan baik secara lisan, maupun di jejaring sosial, broadcast dan lain-lain adalah

"Minal ‘Aidin wal Faizin.” Tak berhenti sampai di situ, bahkan ucapan tersebut di susul dengan kalimat “Mohon Maaf Lahir dan Batin” sehingga sebagian orang yang awam menganggap artinya demikian.

Padahal arti yang sebenarnya adalah “Semoga kita Termasuk yang Kembali Mendapatkan Kemenangan.”

Ucapan seperti di atas, tak dapat ditemukan dari mana sumbernya dan siapa yang mengajarkannya. Oleh sebab itu, agar terhindar dari kesalahan, sebaiknya kita mengikuti apa yang pernah dicontohkan para sahabat dan ulama salafus shalih.

Untuk diketahui, terdapat berbagai riwayat dari beberapa sahabat radhiyallahu ‘anhum bahwa mereka biasa mengucapkan selamat di hari raya di antara mereka dengan ucapan

"Taqobbalallahu minna wa minkum” (Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian).

فعن جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ قَالَ : كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اِلْتَقَوْا يَوْمَ الْعِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك . قال الحافظ : إسناده حسن .

Dari Jubair bin Nufair, ia berkata bahwa jika para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berjumpa dengan hari ‘ied (Idul Fithri atau Idul Adha, pen), satu sama lain saling mengucapkan, “Taqobbalallahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian).” Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. [ Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, Darul Ma’rifah, 1379, 2/446. Syaikh Al Albani dalam Tamamul Minnah (354) mengatakan bahwa sanad riwayat ini shahih.]

Demikian ucapan selamat hari raya yang syar’i sesuai apa yang pernah dilafadzkan oleh para sahabat dan ulama salaf.

Komentar